Git merupakan tool yang menjadi fondasi bagi cara kerja developer dewasa ini. Hampir setiap job opportunity akan meminta skill git.
Dalam beberapa artikel ke depan kita akan mempelajari berbagai konsep git yang sering dipakai diantaranya:
- Bagaimana membuat repository baru?
- Bagaimana meng-clone repository dari server?
- Bagaimana melakukan commit?
- Bagaimana melakukan fork repository?
- Bagaimana mengatasi conflict?
- dsb.
Sebelum membahas berbagai konsep git untuk membantu proses software development, kita akan mengulas sedikit konsep git di artikel ini.
Apa Itu Version Control System?
Git adalah sebuah version control. Apa itu version control?
Version control sysmtem (VCS) merupakan sebuah sistem yang mencatat perubahan suatu file atau sekelompok file dari waktu ke waktu sehingga kita bisa melihat atau kembali ke versi tertentu.
Version control tidak hanya bisa mencatat perubahan konten suatu file, tapi juga bisa membandingkan dari satu perubahan ke perubahan lain, melihat siapa yang mengubah sesuatu di dalam file tersebut, kapan kode yang mengakibatkan suatu bug mulai ditambahkan, dan masih banyak lagi.
Manual Version Control System
Penulis pribadi saat masih kuliah masih melakukan version control dengan cara yang paling primitif, copy-paste satu folder project ke folder yang lain. Atau pembaca mungkin familiar dengan penamaan file seperti ini:
Skripsi-Final.docx
Skripsi-Final-Revisi-1.docx
Skripsi-Final-Revisi-2.docx
Cara yang dilakukan tersebut sangat mudah dilakukan, tapi merepotkan. Bagaimana kita ternyata kita butuh kode dari revisi tertentu yang sudah berbeda beberapa folder? Bagaimana bila salah satu folder terhapus? Banyak hal yang membuat konsep seperti ini tidak bisa dilakukan.
Oleh karena itu git lahir sebagai salah satu tools yang bisa melakukan version control secara lebih “mudah”.
Sejarah Singkat Git
Linus Torvalds adalah pengembanga sistem Linux. Sebagai sistem open source yang memiliki codebase besar, Linus membutuhkan suatu VCS yang bisa membantunya mengelola repository Linux. Pada tahun 2002, tool yang dipakai oleh Linus adalah BitKeeper. BitKeeper adalah tool komersial namun memberikan akses khusus bagi pengembangan Linux. Tapi, tapi tahun 2005 kesepakatan antara komunitas Linux dan perusahaan yang mengembangkan BitKeeper tidak bisa dilanjutkan. Hal ini membuat komunitas Linux membutuhkan tool baru.
Alih-alih menggunakan tools lain, Linus mengembangkan software sendiri berdasarkan pengalaman yang telah diperoleh saat menggunakan BitKeeper. Lahirlah Git sebagai tool yang hari ini menjadi software VCS paling populer di dunia.
Apa Itu Git dan Github?
Git merupakan sebuah tool command-line untuk melakukan version control. Dengan Git kita bisa bekerja secara lebih efektif untuk mengelola suatu project software bahkan bisa melakukan kolaborasi bersama banyak developer secara bersamaan dengan reliabel.
Git merupakan tool yang local-first, alias dapat digunakan sendiri tanpa harus terhubung dengan internet. Karena setiap perubahan dicatat di komputer sendiri, maka setiap operasi dilakukan hampir tanpa waktu tunggu.
Apabila ingin berkolaborasi dengan developer lain, barulah kita membutuhkan suatu server sebagai tempat hosting repository Git. Ada banyak sekali layanan hosting Git diantaranya Github, Gitlab, Bitbucket, atau kita bisa menggunakan server sendiri.
Tinggalkan Balasan